Jumat, 26 April 2013

Tulisan 4


STRESS

ARTI PENTING STRESS

Pengertian Stress

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Efek - Efek Stress

Stress erat kaitannya dengan tekanan hidup yang semakin hari semakin tinggi. Masyarakat urban biasanya menjadi objek yang rentan terhadap serangan stress. Hal ini wajar mengingat kompleksitas hidup di perkotaan lebih rumit dan tidak sesederhana di kota. Selain itu, pola perilaku sosial di kota juga sangat berbeda dengan desa. Meski demikian, stress sesungguhnya bisa menyerang seseorang dimana dan kapanpun. Stress terlihat sangat sederhana dan sering ditangani sejak dini. Padahal, akibat stress cukup serius dan dalam kondisi tertentu bisa berujung pada kematian. 

Beberapa Akibat Stress Pada Manusia
Stress menampakkan diri dengan cara yang berbeda-beda. Para ahli bahkan mengelompokkan akibat stress untuk mempermudah mempelajari berbagai efek penyakit ini. Akibat stress dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni akibat secara fisiologis, psikologis dan perilaku. Berdasarkan riset berkelanjutan, secara fisiologis stress bisa mengakibatkan perubahan pada fisik atau organ pada manusia. Akibat ini bisa berupa  perubahan dalam sistem metabolisme manusia, meningkatkan detak jantung, membuat nafas lebih berat, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala tanpa sebab, serta memicu serangan jantung.
Sementara itu, akibat yang tercakup dalam kategori psikologis berkaitan erat dengan masalah kejiwaan dan emosional seseorang. Adapun akibat stress dalam lingkup psikologis antara lain munculnya perasaan menyalahkan diri sendiri, selau merasa tegang dan cemas secara berlebihan, sukar untuk memusatkan pikiran, takut pada hal-hal yang tidak jelas, mudah jenuh, selalu berprasangkan buruk, mood yang mudah drop, dan masih banyak lagi lainnya. Biasanya efek psikologis ini muncul pada tingkatan awal stress.

Untuk lingkup perilaku, stress bisa mengakibatkan berubahnya habit seseorang. Misalnya produktifitas kerja yang menurun drastis, cederung susah untuk mengambil sebuah keputusan, pola konsumsi yang terbalik dari biasanya, sukar tidur, pemilihan kata seerta gaya bicara yang berubah, dan masih banyak lagi lainnya. Penderita stress juga cenderung suka melamun dan seolah menarik diri dari pergaulan sosial.

Stress Berujung Pada Kematian

Stress tingkat akut bisa mengakibatkan kematian. Hal ini sejalan dengan penelitian para ahli di Amerika Serikat yang menemukan fakta mengejutkan bahwa enam penyebab kematian utama ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan  penyakit stress. Adapun enam penyebab kematian tersebut antara lain:
·    Penyakit jantung koroner.
·    Kangker.
·    Paru-paru.
·    Pengerasan hati.
·    Bunuh diri.

Di Negara seperti Jepang dan Korea, tingkat kematian yang merupakan akibat stress cukup tinggi. Budaya bunuh diri kedua Negara ini dahulu terkait dengan harga diri dan rasa malu. Tetapi kini, bunuh diri lazim dilakukan karena ketidakmampuan mengolah permasalahan. Berbagai tekanan yang berujung pada stress membuat banyak dari rakyat Korea dan juga Jepang yang memilih mengakhiri hidup mereka. Pada titik ini, stress tak lagi bisa dipandang remeh. Penanggulangan dini jauh lebih baik ketimbang mengobati.

General Adaptation Syndrome dari Hans Selye

Menurut Hans Selye, stres merupakan ketidakmampuan mekanisme tubuh seseorang dalam beradaptasi dengan berbagai macam tuntutan lingkungan. Selye menerangkan bahwa rangkaian perubahan dalam mekanisme tubuh (GAS: General Adaptation Syndrome) tersebut terdiri dari tiga tahapan:

a)                  Alarm
individu mulai merasa bahwa ada tuntutan dari lingkungannya sebagai ancaman
b)                 Resistance
mengatur kemampuan diri untuk menghadapi tuntutan, dalam hal ini individu mulai melakukan berbagai coping stres
c)                  Exhaustion
jika stres terus berkelanjutan/kronis, individu bisa kehabisan tenaga (kerusakan permanen pada tubuh dan berujung kematian)

Pendapat Selye tersebut berdasarkan hasil eksperimennya kepada sekelompok tikus yang disuntik dengan larutan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen, tikus-tikus disuntik dengan ekstrak kimiawi tertentu secara setiap hari sehingga menimbulkan borok dan masalah fisiologis lainnya seperti berhentinya pertumbuhan jaringan sistem kekebalan pada tikus. Pada kelompok kontrol, tikus-tikus hanya disuntikkan air garam yang seharusnya tidak menimbulkan efek apapun ternyata menunjukkan gejala yang sama. Dari eksperimen ini Selye mencermati bahwa bukan substansi cairan yang disuntikkan, tetapi karena penyuntikan setiap hari itu sendiri yang menjadi penyebabnya.
Peneliti lain mengkritik pendapat Selye dengan menyatakan bahwa stres bukan hanya dipandang sebagai reaksi, namun stres juga harus dilihat sebagai fungsi dari individu yang menafsirkan situasi. Reaksi orang tidak sama terhadap stressor yang sama, tergantung bagaimana orang mempersepsikan situasi yang dihadapi karena peta kognitif seseorang berbeda-beda.

Penyebab (Faktor Individual dan Sosial)

Penyebab stress faktor individual.
Stres juga dapat dihasilkan sendiri. Internal penyebab stres mencakup sikap pesimis, harga diri yang rendah, kemarahan yang berlebihan atau tersembunyi, kurangnya ketegasan, harapan yang tidak realistis dari orang lain dan Self-kritik.

Penyebab stress faktor sosial
Sebuah lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak nyaman dapat menghasilkan situasi stres (respon penerbangan) hormon dan bahan kimia tetap dirilis di aliran darah untuk jangka waktu yang panjang. Ini hasil dalam gejala stres fisik terkait seperti otot tegang, kecemasan tidak fokus, pusing dan tingkat peningkatan nadi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang dilanda perang, stres mungkin tak henti-hentinya.
Hubungan menuntut kesehatan mental. Masalah dengan teman dan anggota keluarga adalah penyebab stres yang valid. Perselisihan perkawinan, hubungan disfungsional, remaja pemberontak, atau merawat anggota keluarga yang sakit kronis-atau anak dengan kebutuhan khusus memaksa pikiran dan tubuh berada di hampir konstan alarm-negara dalam persiapan untuk melawan atau melarikan diri. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit psikosomatis akut dan kronis dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia.
Tekanan di tempat kerja Dalam karir-didorong kerja masyarakat kita dapat menjadi sumber stres. Stres kerja disebabkan oleh hal-hal seperti ketidakpuasan kerja, cukup membayar, politik kantor, tenggat waktu pertemuan, dan konflik dengan rekan kerja. Faktor-faktor ini dapat memicu kondisi stres.
Situasi sosial dapat menyebabkan stres. Kemiskinan, tekanan keuangan, ras dan diskriminasi seksual atau pelecehan, isolasi, dan kurangnya dukungan sosial yang merugikan semua perasaan diinduksi dan kecemasan.

TIPE STRESS PSIKOLOGIS

1.    Tekanan

Timbul akibat tekanan hidup sehari – hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita – cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua menuntu anaknya agar di sekolah selalu rangking satu atau istri menuntun uang belanja yang berlebihan kepada suami.

2.    Frustasi

Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Frustasi inipun terjadi juga bila tujuan yang dicapai mendapatkan rintangan.Frustasi memiliki dua sisi.

  • Frustasi adalah fakta tidak tercapainya harapan yang diinginkan.
  • Frustasi adalah perasaan dan emosi yang menyertai fakta tersebut.

Perasaan dan emosi yang muncul adalah kesal, marah dan perasaan-perasaan lainnya yang mungkin muncul. Akibat dari frustasi bisa munculkan gejala-gejala ketubuhan yang disebut psikosomatis.

3.    Konflik

Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macammacam keinginan, kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
a. Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yangsulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar pernikahan, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach-avoidance conflict, merupakan situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok

4.    Kecemasan

Dari berbagai pendapat-pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu yang akan dilakukan dan belum terjadi yang ditandai dengan kekhawatiran, kurang percaya diri, kegelisahan yang kadang kala dapat mengganggu kinerja fisiologis tubuh. Kecemasan merupakan gejala psikologis yang umum terjadi dan setiap orang sadar pasti pernah mengalaminya.

Kecemasan adalah suatu rasa takut, tidak aman, tak berdaya tanpa sebab yang jelas. Jadi bukan rasa takut yang disebabkan stimulis dari lingkungan individu tersebut. Kecemasan ini mungkin datangnya dari situasi-situasi yang dikhayalkan akan terjadi. 

SYMPTOM - REDUCING RESPONSE TERHADAP STRESS

Penjelasan Symptom Reducing Response Terhadap Stress


Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.  

Mekanisme Pertahanan Diri


Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:

1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.

2. Kompensasi 
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.

3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.

4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.

5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya. 

6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.

7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.

8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.

9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”

10.  Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.

11.  Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.

12.  Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
     
13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah. 

14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.

Strategi Coping Untuk Mengatasi Stress


koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbacknadalah suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu.Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang mengalami stres.
Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
  1. Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
  2. Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
  3. Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
  4. Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.

 

PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP STREES

Penjelasan Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress

Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan). 
 
Bagaimana Meningkatkan Toleransi Stress dan Pendekatan Berorientasi Pada Tugas
 
Meningkatkan toleransi terhadap stress dengan cara menigkatkan keterampilan / kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya secara psikis : menyadarkan diri sendiri bahwa stress memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intesitas yang berbeda. Secara fisik : mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup gizi, menonton acara-acara  hiburan di televisi, berolahraga secara teratur, melakukan tai chi, yoga, relaksasi otot, dan sebagainya.

Sumber:

  • http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
  • http://tips-menghilangkan-stress.blogspot.com/2012/09/beberapa-akibat-stress-pada-manusia.html
  • http://wardiantomuhammad.blogspot.com/2012_12_01_archive.html
  • http://id.prmob.net/stres/kesehatan-mental/melawan-atau-penerbangan-respon-228228.html
  • http://silvinamar.wordpress.com/2013/04/19/pengertian-stress
  • http://ardinakolahragaunm.blogspot.com/2012/10/stress-kecemasan-dan-frustasi.html
  • http://books.google.co.id/books?id=6GzU18bHfuAC&pg=PA218&lpg=PA218&dq=stress+psikologis+tekanan+adalah&source=bl&ots=aVvcpayu6G&sig=UoASCeP54H8g5vSG88vFljcOXf8&hl=en&sa=X&ei=h_p5UcaEKYeziQfFvYHoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=stress%20psikologis%20tekanan%20adalah&f=false
  • http://snaniris.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html
  • http://megha-blogs.blogspot.com/2013_04_01_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar