Senin, 24 Juni 2013

Rangkuman Kesehatan Mental

RANGKUMAN TULISAN 1 - 7

1. KONSEP SEHAT

- Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

Pada awalnya, orang - orang mengira bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan  William Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.

PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL

Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :

Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.

Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.

Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.

2. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

ALIRAN PSIKOANALISA

Sigmund Freud meyakini bahwa jiwa manusia memiliki struktur. Struktur tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerjasama diantara mereka sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga struktur itu ialah id, ego, super ego.

ALIRAN BEHAVIORISTIK

Teori - teori behavioristik menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi lansung belajar dalam menjelaskan perilaku. Pendekatan behaviorisme merupakan perspektif tentang karakteristik alamiah manusia dan strategi ilmiah untuk mempelajari individu. Menurut pandangan behavioristik, individu bertindak karena kekuatan lingkungan yang menyebabkan ia melakukan hal tersebut. Jadi dapat disimpulkan untuk membuat suatu kepribadian yang sehat harus ditunjang dengan lingkungan yang sehat pula.

ALIRAN HUMANISTIK

Ahli - ahli psikologi humanistik melihat suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis. Mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan - pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan potensi yang dimiliki manusia.


3. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN


PENYESUAIAN DIRI

Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan - kebutuhan dalam dirinya, ketegangan - ketegangan, konflik - konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009:192).

Aspek - Aspek Penyesuaian Diri antara lain :
- Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, 2009:195), yaitu :
  1. Kematangan emosional
  2. Kematangan intelektual
  3. Kematangan sosial
  4. Tanggung jawab
- Menurut Enung (dalam Nofiana, 2010:19)
  1. Penyesuaian pribadi
  2. Penyesuaian sosial
Bentuk - Bentuk Penyesuaian Diri menurut Gunarsa (dalam Sobur, 2003:529), yaitu :
  • Adaptive : Bersifat  badani, artinya perubahan - perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
  • Adjustive : Bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan - aturan atau norma.
Variasi Penyesuaian Diri
  • Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
  • Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
  • Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
  • Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment)
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri menurut Enung dalam Nofiana, 2010 :17, yaitu :
  • Faktor Fisiologis
  • Faktor Psikologis

PERTUMBUHAN

Kepribadian suatu individu tidak serta merta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan, yaitu :
  • Faktor Biologis
  • Faktor Geografis
  • Faktor Kebudayaan Khusus 

4. STRESS

ARTI PENTING STRESS

Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. 

Efek - Efek Stres 
Akibat stress dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni akibat secara fisiologis, psikologis dan perilaku. Berdasarkan riset berkelanjutan, secara fisiologis stress bisa mengakibatkan perubahan pada fisik atau organ pada manusia. Sementara itu, akibat yang tercakup dalam kategori psikologis berkaitan erat dengan masalah kejiwaan dan emosional seseorang. Untuk lingkup perilaku, stress bisa mengakibatkan berubahnya habit seseorang. Untuk lingkup perilaku, stress bisa mengakibatkan berubahnya habit seseorang.

General Adaptation Syndrome dari Hans Selye

Menurut Hans Selye, stres merupakan ketidakmampuan mekanisme tubuh seseorang dalam beradaptasi dengan berbagai macam tuntutan lingkungan. Selye menerangkan bahwa rangkaian perubahan dalam mekanisme tubuh (GAS: General Adaptation Syndrome) tersebut terdiri dari tiga tahapan:

  • Alarm : individu mulai merasa bahwa ada tuntutan dari lingkungannya sebagai ancaman
  • Resistance : mengatur kemampuan diri untuk menghadapi tuntutan, dalam hal ini individu mulai melakukan berbagai coping stres 
  • Exhaustion : jika stres terus berkelanjutan/kronis, individu bisa kehabisan tenaga (kerusakan permanen pada tubuh dan berujung kematian).
Penyebab Stress
  • Faktor Indvidual : dihasilkan sendiri atau internal.
  • Faktor Sosial : dihasilkan lingkungan atau eksternal.
Tipe Stress Psikologis
  • Tekanan : berasal dari tekanan hidup sehari - hari.
  • Frustasi : berasal dari kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.
  • Konflik : berasal dari ketidakdapatan untuk memilih antara dua atau lebih macam - macam keinginan, kebutuhan dan tujuan.
  • Kecemasan : berasal dari rasa takut, kekhawatiran dari hal - hal yang tidak jelas. 

SYMPTON - REDUCING RESPONSE TERHADAP STRESS 

Setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing - masing dengan keunikannya untuk mengurangi gejala - gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan individu untuk dijadikan strategi saat menghadapi stress, yaitu :
  • Identifikasi
  • Kompensasi
  • Reaction Formation
  • Sublimasi
  • Proyeksi
  • Introyeksi
  • Reaksi Konversi
  • Represi
  • Supresi
  • Denial
  • Regresi
  • Fantasi
  • Negativisme
  • Sikap Mengkritik Orang Lain
Strategi Coping untuk Mengatasi Stress
Coping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode coping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunakan strategi coping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit , tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.
Strategi coping yang berhasil mengatasi stress harus memiliki empat komponen pokok, yaitu :
  • Peningkatan Kesadaran terhadap Masalah
  • Pengolahan Informasi
  • Pengubahan Perilaku
  • Resolusi Damai
Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Biofeedback adalah teknik yang mengetahui bagian - bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya dengan menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit. Cara lainnya untuk menangani stress disamping biofeedback adalah dengan memberikan sugesti - sugesti positif. Dan akan lebih baik ditambah dengan pendektan spiritual.

5. HUBUNGAN INTERPERSONAL

MODEL - MODEL HUBUNGAN INTERPERSONAL

Model Pertukaran Sosial
Dalam model ini orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Tokohnya adalah Thubault dan Kelley.

Analisis Transaksional
Analisis Transaksional adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menepatkan dirinya menurut posisi psikologi yang berbeda. 

MEMULAI HUBUNGAN INTERPERSONAL

Tahap Pembentukan
Sering disebut dengan tahap perkenalan. Fase pertama dalam tahap ini adalah "fase kontak yang permulaan". Masing - masing pihak berusaha menggali informasi dari pihak lain. Bila merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses pengungkapan diri.

HUBUNGAN PERAN

Model Peran
Setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat, dimana harus sesuai dengan ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan.

Konflik
Sumber konflik yang menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu :
  • Kompetisi : salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu yang mengorbankan orang lain.
  • Dominasi : salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain, sehingga orang tersebut merasa haknya dilanggar.
  • Kegagalan : masing - masing berusaha menyalahkan pihak lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
  • Provokasi : salah satu pihak terus - menerus menyinggung perasaan pihak lain.
  • Perbedaan Nilai : kedua pihak tidak sepakat tentang nilai - nilai yang mereka anut.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Keintiman sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat.

6. CINTA DAN PERKAWINAN

MEMILIH PASANGAN

Memilih pasangan hidup yang tepat adalah salah satu bagian terpenting dalam hidup dengan banyak aspek dan faktor kriteria pemilihan yang harus dihitung dengan matang.
Berikut adalah beberapa Tips Memilih Pasangan Hidup, yaitu :
  • Rajin Beribadah
  • Tidak Metralis
  • Sehat Jasmani maupun Rohani
  • Saling Jujur, Setia dan Cinta
  • Selalu Mensuport

HUBUNGAN DALAM PERKAWINAN

Menurut Cuber Harroff, terdapat Enam Klasifikasi atau Tipe Hubungan dalam Perkawinan, yaitu :
  • Conflict - Habituated
  • Devitalized
  • Pasive - Congenial
  • Utilitarian
  • Vital
  • Total

PENYESUAIAN DAN PERTUMBUHAN DALAM PERKAWINAN

Untuk mencapai kepuasan dalam perkawinan, kedua belah pihak harus terus - menerus kembali menyesuaikan diri dalam memahami apa yang dapat diharapkan satu sama lain secara rasional dari peran masing - masing. Hal yang paling penting adalah memperbesar flesibelitas dalam meletakkan harapan peran terhadap pasangan masing - masing. Fase ini paling menantang dalam hubungan pernikahan. Kalau pasangan mampu dan berkomitmen mengatasi konflik yang membuat mereka merasa kesepian, juga memutuskan untuk mengatasi rasa sakit, marah dan penolakan, mereka bisa melewari fase ini lebih baik.

PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI

Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Adapun Penyebab dari Perceraian, yaitu : 
  • Ketidakharmonisan dalam Rumah Tangga
  • Krisis Moral dan Akhlak
  • Perzinahan
    Pernikahan Tanpa Cinta
  • Adanya Masalah - Masalah dalam Perkawinan
Dampak dari Perceraian
Perceraian pun sering kali menimbulkan tekanan batin bagi tiap pasangannya. Anak - anak mereka pun juga dapat menjadi korbannya.

Hal Positif tentang Pernikahan Kedua
Keputusan untuk menikah lagi memiliki banyak keuntungan, baik bagi anak maupun orang tua. Bagi orang tua, dapat memberikan ketenangan karena memiliki pasangan hidup sebagai tempat berdiskusi, mereka juga tidak merasa sendiri lagi dalam menghadapi tekanan hidup. Ini semua dapat berpengaruh terhadap tingkat stress orang tua. Bagi anak, dapat memberikan dukungan emosional dalam perkembangan psikologisnya.

Tantangan dari Pernikahan Kedua
  • Membangun Hubungan Pernikahan yang Kuat
  • Membangun Hubungan Orang Tua Tiri dan Anak Tiri
  • Membantu Adaptasi Relasi Anak dengan Orang Tua Kandung di Kehidupan Pernikahan Baru
  • Mempertahankan Hubungan di Keluarga Besar
BEKAL MENGHADAPI PERNIKAHAN KEDUA
  • Menyadari Perasaan yang Dialami dan Perasaan yang Dialami oleh Orang Lain
  • Menunjukkan Empati dan Memahami Sudut Pandang Orang Lain
  • Mampu Mengelola Perilaku dan Emosi dengan Positif
  • Memiliki Tujuan dan Perencanaan
  • Menggunakan Cara - Cara yang Baik dalam Mengelola Relasi dengan Sesama 

ALTERNATIF SELAIN PERNIKAHAN

Pilihan untuk hidup sendiri tanpa nikah selamanya adalah pilihan pribadi seseorang. Biasanya orang - orang yang memilih tidak menikah, mereka mengalihkan perhatiannya terhadap bidang lain untuk mengisi sisa hidupnya. Seperti contohnya, mereka memilih untuk mengejar karir atau cita - citanya.

7. PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

MERUBAH SIKAP TERHADAP PEKERJAAN

Apabila pekerjaan yang kita miliki tidak sesua dengan kita sehingga kita tidak merasa nyaman, maka yang kita lakukan adalah mengganti pekerjaan itu atau mengubah sikap kita terhadap pekerjaan itu. Sikap negatif kita terhadap pekerjaan itu kita ubah menjadi positif. Kita belajar untuk menyukai pekerjaan kita itu. Kita mulai mencari kelebihan dari pekerjaan itu dan bisa mulai menyukainya dari situ.

PROSES DALAM MEMILIH PEKERJAAN

Dalam memilih pekerjaan banyak hal - hal yang mestinya dipertimbangkan. Salah satunya adalah yang sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita akan lebih terasa mudah dan menyenangkan dalam menjalaninya.  Disamping minat dan bakat, banyak hal - hal lain yang perlu di pertimbangkan. Seperti pendapat dari pekerjaan tersebut, waktu, lingkungan, keluarga dan masih banyak lagi. Selain mempertimbangkannya, kita juga harus membandingkan pekerjaan itu dengan pekerjaan yang lain. Sehingga kita dapat memilih yang tepat dan sesuai dengan diri kita.

WAKTU LUANG

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita, yaitu :
  • Membaca file yang sebelumnya telah kita simpan dan dapat dibaca secara sepat untuk mengisi waktu luang.
  • Menghasilkan uang dengan pekerjaan sampingan yang kita miliki.
  • Surfing internet untuk mencari informasi - informasi terbaru.
  • Memikirkan tujuan hidup baik secara pribadi maupun secara profesional.
  • Membuat update keuangan untuk menyelesaikan permasalah keuangan yang dimiliki.

1 komentar:

  1. Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.

    BalasHapus