Senin, 02 Januari 2012

Sertifikat

Pada tanggal 17 Desember 2011, saya mengikuti seminar "Asiknya Lulusan Psikologi" dalam rangka Month of Psychology "Proud to be in Psychology" di Gedung Sertifikasi Universitas Negeri Jakarta

Don't Give Up :D - You're Amazing

Ketika lo direndahkan oleh orang lain, atau lo disia - siakan oleh orang lain. Banyak orang yang memperlakukan orang lain dengan tidak semestinya. Ketika lo mengalami situasi seperti ini, apa yang akan lo lakukan? Apa lo akan mendengarkan kata - kata mereka? Apa lo akan menjadi merendah? Jangan terlalu terlarut dalam situasi seperti itu! Semua orang berhak mempunyai pandangan masing - masing, namun sebaiknya seseorang jangan menilai orang lain bahkan menjugdenya terutama orang yang tidak dikenal dengan baik. Semakin kesini, semakin banyak orang yang terkesan "sok tau" terutama tentang kehidupan atau pribadi orang lain. Mereka menilai orang lain seperti orang yang bener - bener mereka kenal dari luar dan dalam, padahal banyak dari mereka yang hanya mengenal tampilan luar, bahkan ada yang baru sekedar mengenal nama tapi sudah berani memberi penilaian buruk terhadap orang tersebut. Untuk itu kita dituntut untuk menjadi orang yang bijaksana.

Ketika kita mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain, janganlah kita terlarut di dalamnya. Kita harus bangkit. Kita harus merasa bahwa kita tidak pantas mendapatkan perlakuan semena - mena dari orang lain. Kita harus merasa diri kita berharga. Mereka yang memperlakukan kita dengan semena - mena adalah orang - orang yang belum tau sebenernya diri kita, belum mengenal kita dengan baik, belum mengetahui kemampuan dan kelebihan kita. Dan mereka akan menyesal atas tindakan mereka terhadap kita dikemudian hari. Kita harus yakin itu! Hargailah diri kita sendiri bila ingin dihargai oleh orang lain!

"Diri ini lebih berharga dari pada perak, lebih mahal dari pada emas, lebih berkilau dari pada berlian"

Don't Give Up :D - Kehidupan Yang Adil


"Pernah ga lo ngerasa hidup ini gak adil?"

"Sebenernya hidup ini adil, cuma tergantung sudut pandang kita dalam melihat segalanya. Terkadang kita hanya melihat suatu situasi dari sudut pandang kita saja, maka dari itu situasi itu jadi serasa tidak adil padahal sesungguhnya situasi itu sangat adil. Apa yang kurang adil coba? Kita kadang ngerasaan berada di bawah dan kadang di atas. Kita kadang menjadi seorang pemenang namun ada saatnya kita kalah dalam suatu pertandingan. Adil bukan? Semua orang pernah berada diposisi yang berbeda. Jadi semua tergantung sudut pandangnya. Dimana pun situasi kita, asal kita bisa menikmati, mengambil pelajaran yang terkandung di dalamnya, mensyukuri atas apa yang kita dapatkan, maka kita akan merasa bahwa itu adil, bahkan sangat adil. Maka dari itu kawan mulailah membuka mata, telingan dan hati kita. Pekalah terhadap sekitar kita. Dan kita pun akan mengerti arti sebuah kehidupan dan keadilan :D"

Green Construction

PRINSIP GREEN CONSTRUCTION

PENGERTIAN GREEN CONSTRUCTION
Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.

Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan desain sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan energi, menggunakan material yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energy. Pemilihan material yang dapat diperbaharui, di daur ulang dan digunakan kembali diharapkan dapat meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin pada lingkungan. Semua konsep keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga mempertimbangkan efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga memberikan keuntungan bagi para stake holder proses konstruksi tersebut.

APLIKASI GREEN CONSTRUCTION
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energy, dimana system bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara.Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
 
PENTINGNYA GREEN CONSTUCTIONSebuah data yang menarik muncul dari paper yang disampaikan oleh Rosemary A.Colliver, bahwa dunia konstruksi pada negara maju seperti Amerika Serikat menghasilkan limbah konstruksi sebesar 31.5 juta ton setiap tahunnya, sedangkan operasional bangunan menyerap 40-45% tenaga listrik dunia, dimana sebuah studi yang lain memperlihatkan 70% tenaga listrik diserap oleh operasional bangunan di seluruh dunia, sungguh persentase yang cukup besar bukan? Selain itu fakta yang lain menunjukkan konstruksi menggunakan dalam jumlah besar kayu, asphalt, beton, baja, kaca, berbagai jenis metal dan banyak material lain yang diambil dari alam yang limbahnya memberikan sumbangan yang tidak sedikit pada pemanasan global dan perubahan iklim dunia dalam bentuk emisi gas kaca.


TANTANGAN - TANTANGAN DALAM PEMBUATAN
GREEN CONSTRUCTION

MODAL
Dalam setiap pembuatan gedung atau suatu konstruksi salah satu hal yang menjadi faktor penting adalah biaya dalam pembuatan gedung itu sendiri atau bisa dikatakan modal pembangunan awal. Untuk konsep Green Building tentunya tidak akan sama dengan gedung-gedung yang lainnya. Banyak faktor yang membuat Green Construction´ memakan modal yang cukup besar, seperti contohnya dalam peggunaan pakar atau tenaga ahli dalam pembuatan gedung yang berkonsep Green Building tentunya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
 
PEMBUATAN DESIGN YANG STRATEGIS
Setiap gedung atau suatu konstruksi dipastikan memiliki design yang berbeda-beda, tentunya dalam prinsip Green Building design haruslah meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang berkonsepkan ramah lingkungan.Tentunya hal itu menjadi tantangan utama para ahli Green Building untuk membuat design yang cocok pada kondisi eksternal internal lingkungan sekitarnya.

PEMILIHAN MATERIAL YANG RAMAH LINGKUNGANMayoritas rumah saat ini dibangun dengan menggunakan bingkai kayu, Gedung tradisional Bahan dan bahan pilihan bagi banyak orang. Namun membangun rumah kayu berbingkai membutuhkan rencana yang sangat hati-hati dirancang dan kru konstruksi dengan banyak pengalaman dan keterampilan. Membangun rumah dengan bingkai kayu umumnya akan menghasilkan struktur yang handal dan aman, namun juga rentan terhadap kegagalan prematur ketika rincian kecil dibiarkan atau dibuat dengan produk kayu berkualitas buruk.Saat ini pemilik rumah memiliki kesempatan untuk memilih dari alternatif Bahan Bangunan Hijau
 
PEMBUATAN PERATURAN-PERATURAN YANG SAH DALAM PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION 
Di Indonesia saat ini , wacana konstruksi hijau mulai tampak pada penerapan beberapa proyek seperti proyek ruas jalan tol bandara yang dikerjakan oleh PT. Pembangunan Perumahan dan proyek Rusunami oleh PT Perumnas. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada payung hukum yang menaungi penerapan konstruksi hijau di Indonesia apa lagi sejumlah insentif yang akan diberikan pada pelaksanaan proyek yang menerapkan konsep konstruksi hijau.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10073264


PENDAPAT SAYA:
Di jaman global warmin seperti ini di butuhkan berbagai terobosan -terobosan yang berbau ramah lingkungan, salah satunya adalah Green Construction. Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Dilihat dari keuntungan - keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan Green Construction, diharapkan negara - negara besar menggunakannya, termasuk Indonesia. pembangunan di Indonesia akan lebih baik bila menggunakan Green Construction. Namun semuanya tidak akan berjalan dengan baik bila tidak mendapat dukungan positif dari pemerintah. Untuk itu diharapkan pemerintah mendukung segala sesuatu yang baik dan berdampak baik bagi kemajuan negara Indonesia.

Seluruh Nafas Ini - Cerpen [part 4]


Jam 7.30 kami pun sampai di sebuah kafe di daerah jakarta selatan.  Kami pun segera masuk ke kafe tersebut yang cukup ramai malam itu. “Tuh meja kita yang di pojok sana.” kata Gina sambil menunjuk sebuah meja yang sepertinya memang sudah dipesan sebelumnya. Kami pun segera menuju meja tersebut. Setelah selesai memesan, datang seorang cowok menghampiri meja kami. “Hei..” sapa cowok itu kepada kami. “Hei gung..” sapa Gina membalas sambil bangkit dari bangkunya dan bercipika cipiki dengan cowok tersebut. “Hei gung..” “hei gung..” “heii..” “agunggg..” sapa sahabat gue satu per satu kepada cowok tersebut sambil bersalaman. “Ris kenalin ini Agung sepupu gue, yang punya kafe ini. Gung kenalin ini yang namanya Airis.” Kata Gina memperkenalkan gue dengan Agung. “Ohh ini yang namanya Airis, cantik ya, pantesan hehe.” Kata agung sambil salaman dengan gue. “Hah? Maksudnya? Ehh kok kalian udah pada kenal sih sama Agung gue doang yang belom?” tanya gue bingung. “Lo sih kerjaannya nangisin sinetron mulu makanya ketinggalan kabar hahaha.” goda Nina diikuti oleh tawa yang lain. “Kampret lo!” jawab gue keki masih dengan perasaan heran. “Hehe. Thanks ya udah pada dateng di acara pembukaan kafe gue.” Kata Agung sambil tersenyum. “Kita yang berterima kasih kali udah diundang ke acara pembukaan kafe gede kayak gini.” sahut Adel disetujui oleh yang lain. “Gede? Haha bisa aja. Yadah ya, gue tinggal dulu, mau nyambut tamu yang lain, pesen aja apa yang kalian mau, enjoy ya guys.” kata Agung sambil meninggalkan meja kami.
Gak lama kemudian pesenan kami datang, kami pun menyantapnya sambil mengobrol santai. “Selamat malam semua. Terima kasih atas kehadirannya. Terima kasih juga buat saudara Agung yang udah mengundang dan memberikan kesempatan buat saya. Malam ini adalah malam penentu buat saya. Apakah saya akan dikasih kesempatan atau tidak. Bukan kesempatan buat kerja disini maksudnya, hehe” kata seseorang cowok diatas panggung sambil diikut tawa para pengunjung. “tapi kesempatan untuk saya memperbaiki kesalahan – kesalahan saya di masa lalu terhadap seorang wanita yang sangat berarti buat hidup saya.” kata orang itu melanjutkan penjelasnya. “Untuk yang pertama ini saya akan membawakan sebuah lagu dari Last Child dan Giselle, judulnya seluruh nafas ini. Lagu ini adalah lagu kesukaan dia, menurut gosip yang bererdar, tiga minggu terakhir lagu ini selalu ada di playlist ipodnya dan selalu diputar – putar. Ya emang lagu ini cocok banget buat gue kasih ke dia. Udah ah gak usah panjang lebar, langsung aja, semuanya selamat mendengarkan.” Kata cowok itu mengakhiri penjelasannya. Mendengar penjelasan itu gue langsung memutar badan karena posisi gue membelakangi panggung, gue kenal dengan baik suara itu dan ingin memastikan siapa sumber suara itu. Gue pun melihat sosok yang bener gak asing lagi buat gue. Seorang cowok memakai jas dengan celana panjang jeans, duduk diatas kursi dengan menggenggam gitarnya dan siap untuk menyanyi, Rei. Ya itu Rei. Seketika jantung gue rasanya berhenti berdetak, dada gue sesak, dan air mata gue pun menetes karena tak tertahan lagi.
Rei mulai bernyanyi sambil memainkan gitarnya. Dia benar – benar menghayati tiap lirik yang dia keluarkan dari mulutnya. Kadang – kadang ia memejamkan matanya, kadang dia menatap sekeliling dengan tatapan kosong.  Tergambar dengan jelas kesungguhannya. Melihat itu, air mata gue tambah tak terbendung lagi. Sepanjang Rei menyanyikan lagu itu, air mata gue menetes dengan derasnya. Di akhir lirik lagu itu Rei menatap gue dalam – dalam. “Sana Ris jemput Rei lo.” Bisik Adel yang tiba – tiba berada disamping gue sambil merangkul gue. Gue merangkul Adil balik dengan kuatnya sambil menangis.
“Ris gue sayang sama lo. Gue tau kesalahan gue banyak banget ke lo dan itu semua kesalahan yang besar. Gue butuh lo ris, gue bener – bener butuh lo disamping gue kayak dulu. Gue gak minta kesempatan kedua, karena ini bukan yang kesalahan gue yang kedua tapi kesalahan gue yang kesekian kalinya, makanya gue minta kesempatan untuk yang kesekian kalinya dari lo. Tapi semua tergantung lo ris, kalo lo emang gak mau dan gak bisa ya gapapa, mungkin emang gue gak pantes buat ngedapetinnya. Gue janji gak bakal ganggu lo lagi kok ris setelah ini kalo emang itu yang lo mau dari gue.” kata Rei yang tiba – tiba berada di sebelah gue. Gue langsung bangkit dari duduk gue dan merangkulnya, “gue gak bakal ngelepas lo lagi Rei. Gue kangen”. “Gue juga.” balas Rei sambil mengecup kening gue. Tiba – tiba seluruh orang di kafe itu bertepuk tangan. Gue baru sadar kalo saat itu gue ditempat umum dan seluruh mata memperhatikan gue dan Rei. “Rei malu.” bisik gue ke Rei. “Hehe gapapa, biar seru ceritanya.” jawab Rei. “Makasi semua buat doanya.” kata Rei sambil tersenyum kepada seluruh pengunjung.
Acara makan pun kami lanjutkan, kali ini ditambah dengan Rei dan Agung. Kami saling berbagi cerita. Dan sahabat – sahabat gue pun membuat pengakuan mereka. Mereka mengaku kalo acara ini adalah rencana yang mereka susun. Agung yang sepupu Gina, sang pemilik kafe ternyata adalah sahabat baik Rei. Dari cerita Agung, sahabat – sahabat gue mengetahui usaha keras Rei untuk mencari gue dan mereka pun bersedia untuk membantu. “Rei awas lo kalo nyakitin si Airis lagi, lo bakal berurusan sama kita berlima, ya gak temen – temen?” ancam Adel bercanda. “Bener banget!” sahut keempat sahabat gue yang lain dengan kompak. “Bukan berlima tapi berenam sama gue.” sahut Agung yang diikuti oleh tawa yang lain. “Siap boss. Hehe.” Jawab Rei sambil merangkul gue. Gue hanya tersenyum melihat ulah mereka semua.
Pulangnya gue dianter Rei sampai depan rumah. “Makasi ya udah ngaterin sampai rumah.” kata gue kepada Rei ketika mobilnya sudah berhenti di depan rumah gue. “Sama – sama. Makasi ya buat semuanya. Gue sayang lo cil, sayang banget.” Kata Rei sambil mengecup kening gue.

”dan ini yang terakhir aku menyakitimu, ini yang terakhir aku meninggalkanmu, takkan ku sia-siakan hidupmu lagi” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)

Seluruh Nafas Ini - Cerpen [part 3]


Sudah seminggu lebih gue berhasil menghindari Rei. Sudah berbagai cara pula Rei lakukan buat ketemu gue dan meluluhkan hati gue. Sampai pada suatu hari ada sebuah paket dikirimkan ke rumah gue atas nama gue, Airis Dwi Hertanto. Gue mulai membuka paket itu, setelah yakin bahwa paket itu untuk gue. Paket yang berukutan cukup sedang itu mulai gue bongkar isinya. Disitu gue mendapati sebuah buku, sebuah album foto, setumpuk amplop, sebuah cardigan pria dan topi, setangkai bunga, dan selembar surat. Gue pun segera meraih surat itu dan membacanya.


Dear Airis Dwi Hertanto

Hei icil, hehe masih inget kan panggilan itu? Icil dan leyi. Panggilan kita pas dulu. Pas jaman – jamannya lo masih pake rok abu – abu dengan muka polos, kulit rada keling karena sering kena hukuman jemur di lapangan gara – gara gak ngerjain tugas atau ngobrol pas pelajaran, hehe. Masih suka nangis gak kalo pundung sama bonyok sampe mata lo bengkak kayak kodok? Hehe. Biasanya pas gitu lo selalu kabur ke rumah gue trus minjem pundak buat meper air mata sama ingus lo.
Icil, masih inget sama barang – barang yang ada di kotak itu gak? Cardigan dan topi yang lo kasih ke gue. Hehe gue tau kok buat beli itu di distro lo rela ga jajan 3 bulan. Inget bunga mawar itu? Itu bunga yang gue kasih ke lo pas pertama kali. Pas gue nembak lo dengan culunnya, disitu lo puas banget ngetawain muka gue yang grogi mampus, hehe tapi tetep gue yang menang, selain gue sukses diterima sama lo, gue juga sukses bikin lo nangis sama kata – kata gue dan setangkai bunga mawar, itu bunga udah gue awetin, gue sendiri loh yang awetin setelah belajar 3 hari sama temen gue hehe. Kalo amplop – amplop itu, kumpulan surat – surat yang gue kirim ke rumah lo yang lama. Gue pikir kan lo masih tinggal disana, eh ga taunya udah pindah, ydah deh tuh surat dikirim balik ke rumah gue. Hehe jangan ketawa ya kalo baca surat – surat itu, gue akuin kok kalo kata – katanya rada norak. Album foto itu isinya foto – foto pas jaman dulu, jamannya icil masih punyanya leyi, tapi disitu ada beberapa foto tambahan, ada yang hasil jepretan gue tentang lo, entar lo bisa liat sendiri deh. Dan yang terakhir itu buku, buku itu isinya ada kata2 yang dulu gue pake buat nyakitin lo, ada quotes yang kita bikin bareng, ada juga coretan – coretan temen – temen gue pas gak sengaja tuh buku jatoh ditangan mereka, ada juga curhatan gak jelas gue pas gue depresi gak berhasil nemuin lo. Banyak deh, lo bisa baca semuanya sendiri entar.
Icil, gue tau gue salah banyak ke lo dan itu kesalahan – kesalahan besar yang gak gampang buat dimaafin apalagi dilupain. Gue gak berharap terlalu tinggi buat ngedapetin cinta tulus lo kayak dulu kok, gue sadar gue gak bakal dapet itu. Gue cuma mau minta maaf ke lo. Gue gak punya apa – apa buat nebus semua kesalahan - kesalahan itu, bahkan buat ngebales semua yang lo kasih ke gue selama ini. Gue juga mau bilang makasi, makasi udah nyadarin gue, walaupun gue sadarnya terlambat, gue sadar disaat gue udah keilangan lo dan ketulusan lo.
Sebenernya cil gue udah lama nyari lo, udah dari dua tahun yang lalu. Nyari orang itu gak gampang ya tenyata hehe. Pas gue udah nemu lo juga gue ga langsung nemuin lo cil, gue belom berani. Hehe pengecut banget ya cil gue.
Ya udah cil, cuma itu aja yang mau gue sampein ke lo. Udah lega kok sekarang, maaf gue gak terlihat jantan karena ngungkapinnya lewat surat kayak gini. Gue mau ngungkapin langsung tapi lo yang gak mau ketemu gue kan? Hehe gapapa kok cil, gue maklum. Take care ya cil. Gue janji gak bakal ganggu lo lagi, sesuai keinginan lo.
Buat gue lo gak terganti cil (ini bukan gombal!)

Your Leyi


Gue lipat kembali surat itu dengan hati – hati. Air mata pun sudah mulai bercucuran dari awal gue membaca surat itu. Gue pun melihat – lihat seluruh isi dari kotak itu. Semua ingatan tentang masa lalu itu terputar dengan jelas lagi untuk kesekian kalinya. Cardigan, topi, bunga, benda – benda bersejarah itu kini gue genggam dengan eratnya. Gue liat album foto itu, ada sebuah foto cahaya yang membentuk tulisan “AIRIS”, dan masih banyak lagi. Gue baca buku itu, disitu telihat jelas usaha Rei untuk mencari gue, cerita – cerita dia, cerita teman – teman dia, semuanya memperlihatkan bagaimana kesungguhan Rei. Gue juga membaca tumpukan surat – surat itu, surat – surat yang Rei kirim buat gue.
Setelah melihat semuanya gue sadar, gue gak mau keilangan Rei untuk yang kedua kalinya. Sebenernya selama ini gue tidak melupakan Rei, tidak benar – benar berhasil melepas Rei, gue cuma berhasil menyembunyikan semuanya di balik perasaan gue. Gue cuma berhasil menyembunyikan Rei di bagian yang terdalam dari hati gue. Sebenarnya Rei masih ada di hidup gue, di hati gue dan di pikiran gue.
Tapi gue gak bisa apa – apa, gue cuma bisa nangis sesenggukkan meratapi semuanya. Rei bakal pergi, Rei orang yang selama ini gue nantikan dan gue harapkan kehadirnya kembali ke hidup gue, bakal pergi untuk yang kedua kalinya dalam hidup gue.
*tok tok tok* pintu kamar gue diketok dari luar. “Siapa?” tanya gue sambil berusaha mengendalikan keadaan diri gue. “Kalo nangis jangan sendirian.” kata suara seseorang yang sudah gue kenal dengan baik, seseorang yang memang gue butuhkan saat ini, Adel. “Iya nih ga seru amet lu malem minggu malah mengharu biru gitu.” sahut suara lain yang juga gue kenal, Nina. “Mending ngegalaunya bareng – bareng di kafe sambil ngegosip” sahut suara sahabat gue yang lainnya, Ajeng. “Iya bener, ditemenin kopi kesukaan lo kayaknya lebih pas tuh.” sahut Mita. “Tenang aja Ris gue yang teraktir, sepupu gue baru buka Kafe, jadi kita bisa makan gratis” kata Gina. Segera gue berlari dan membukakan mereka pintu. Gue langsung memeluk kelima sahabat gue itu, dan menangis sekencang – kencangnya dipelukan mereka. “Ehh abis nonton sinetron apa deh lo sampe nangisnya kenceng kayak gini?” tanya Gina diikuti oleh tawa yang lain. “Kampret lo!” jawab gue sambil menempelang kepala sahabat gue itu.
Setelah rayuan dari kelima sahabat gue itu, akhirnya gue pun sukses diajak pergi ke kafe dengan mata bengkak. Sebelum pergi mereka merias gue, dan memaksa gue menggunakan dress yang sudah mereka siapkan. “Sip lah udah cantik.” kata nina. “Yuk lah langsung capcus, ntar telat lagi kita, ditungguin entar.” sahut Ajeng. “Hah? Telat? Ditungguin siapa?” tanya gue bingung. “hehe ditunggu satpam tempat parkir, udah ah jangan bawel.” jawab Ajeng mengalihkan pembicaraan.

Seluruh Nafas Ini - Cerpen [part 2]


Selesai mengerjakan soal kuis gue langsung mengumpulkannya dan bergegas keluar kelas. Gue langsung menuju kantin untuk menemui Rei. “Oh iya gue belom ngabarin anak – anak, entar dicariin lagi, sms aja ah.” kata gue pada diri sendiri. Sewaktu gue keluar kelas, sahabat – sahabat gue belum pada selesai mengerjakan soal kuis. Kami biasa pulang bersama atau sekedar nongkrong sehabis pulang kuliah.

From : Airis
To : Adel

Del, gue balik duluan ya.Gue ada urusan sama si Rei.

*Dret dret* sms masuk. Balasan langsung dari Adel.

From : Adel
To : Airis

Cepet banget lu ngerjain, gue baru kelar lu udah keluar kelas aja. Gue masih nungguin si Mita, Nina, Ajeng sama Gina. Emang ada urusan apa sih? Si Rei itu siapa deh? Cerita dongggg..


From : Airis
to : Adel

Iya gue buru – buru. Sory del ga bisa cerita sekarang, gue juga masih bingung sama urusan. Entar aja kalo udah jelas gue baru cerita ke kalian. Rei itu MANTAN gue. Ya udah ya. Salam buat yang lain. Ga usah bales lagi.

Gue sudah berada di kantin. Gue pun menyudahi smsan dengan adel dan segera menghampiri Rei yang sedang terlihat sibuk dengan tabletnya. “Sori ya nunggu lama.” sapa gue kepada Rei. “Wess cepet banget kuisnya. Iya gapapa kok, gak lama lagi.” kata Rei kaget dengan kedatangan gue. “Kita jalan keluar aja yuk, jangan ngobrol disini.” ajak gue. “Ayoo.” jawab Rei.

“saat ku tertatih tanpa kau di sini,kau tetap ku nanti demi keyakinan ini.” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)

Kami pun menuju salah satu kafe di bilangan Jakarta. Disitu kami mengobrol biasa selayaknya teman yang tidak bertemu lama. Tidak ada salah satu dari kami yang menyinggung masalah 2 tahun lalu. Gue pun berusaha menahan diri untuk tidak membahasnya dan menahan rasa sakit dari luka yang mulai terbuka lagi.
Setelah selesai menyantap semua hidangan yang kami pesan, gue pun mulai memberanikan diri untuk menanyakan pertanyaan yang sedari tadi menyanggal di hati gue. “Lo ngapain nongol di hidup gue lagi Rei?” tanya gue pelan hampir tak terdengar dengan tatapan kosong. Rei yang saat itu sedang meminum minumannya tersedak mendengar pertanyaan gue yang tiba – tiba. “Maaa...ksud loooo Ris?” tanya Rei terbata – bata. “iya Rei, lo ngapain nongol lagi di hadapan gue? Apa yang lo mau dari gue? Apa tujuan lo?” tanya gue berusaha tetap tenang dan tersenyum, padahal saat itu air mata gue bener – bener sudah ingin jatuh tak tertahankan. Rei pun diam sesaat. “Gue sadar Ris gue salah, gue salah besar. Gue tau gue udah bener – bener nyakitin lo, gue nyia – nyiain lo ris, orang yang bener – bener tulus sama gue selama ini, orang yang bener – bener gue butuhin dan seharusnya selalu berada disamping gue, orang yang seharusnya gue jaga bukan gue sakitin.” jawab Rei sambil menatap mata gue dalem – dalem. Seketika air mata gue jatuh. “Gue pulang duluan Rei” kata gue sambil berlalu pergi. “Ris..” teriak Rei memanggil gue. Gue tak mengacuhkan panggilan itu, gue malah mempercepat langkah gue sambil menangis.

“kita telah lewati rasa yang telah mati, bukan hal baru bila kau tinggalkan aku, tanpa kita mencari jalan untuk kembali, takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)

***

Semaleman gue menangis mengingat semuanya. Ingatan tentang 2 tahun lalu kembali terulang. Sampai kejadian hari ini terputar bagai sebuah film di pikiran gue dengan jelas. Gue kembali ke posisi itu. Ke posisi paling terbawah, di tingkat frustasi tertinggi dan keputusasaan terbesar.

***

Keesokan harinya gue bercerita semuanya kepada para sahabat gue. Bercerita dengan jelas. Bercerita tentang kenangan gue 2 tahun lalu sampai yang terjadi di kafe kemarin. Mereka mendengarkan cerita gue dengan baik. Mereka bagai ikut merasakan apa yang gue rasakan semuanya. Bahkan mereka ikut meneteskan air mata ketika gue bener – bener gak kuat dan mulai menangis. Mereka memeluk gue dengan hangat, membuat gue merasa tidak sendiri. Dukungan demi dukungan mereka berikan ke gue, perhatian, dan pengertian yang sangat tulus mereka curahkan kepada gue, sahabat mereka.

Seluruh Nafas Ini - Cerpen [part 1]


“jika memang dirimulah tulang rusukku, kau akan kembali pada tubuh ini. Ku akan tua dan mati dalam pelukmu, untukmu seluruh nafas ini....” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)

Itulah sepenggal lirik yang sedang mengalun di ipod gue. Seperti biasa, gue sedang mengerjakan tugas kuliah ditemani lagu – lagu yang mengalun merdu dari ipod kesayangan gue. Ipod lengseran dari abang gue, ipod yang udah mulai terlihat buluk namun begitu gue sayang. Makalah tentang psikologi perkembangan harus rampung hari ini, dengan kata lain gue harus lembur malam ini demi mengejar deadline. Bukan hal baru lagi buat gue. Kata “lembur” mulai menjadi rutinitas yang harus dilalui oleh gue, mau tidak mau. Apalagi sekarang gue sudah memasuki tingkat 3 akhir, jurusan psikologi disebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.
*Dert dert* ponsel gue bergetar. Gue bergegas untuk mengambilnya dan melihatnya. “Ya del? Ada apa?” tanya gue pada sahabat gue Adel yang berada diseberang telpon sana. “Kemana aje lo? Gue smsin sampe 10 kali kagak dibales – bales!” sahut Adel penuh emosi. “Santai cuy, gue lagi ngerjain tugas jadi ga sadar ada sms, lagian hpnya gue silent jadi ga kedengeran hehe.” Jawab gue cengengesan. “Ahh lo mah kebiasaan deh!” kata Adel memaklumi. “Hehe iya maaf cintoooo. Emang ada apa sih?” tanya gue penasaran. “Ehh temenin gue dong nyari baju sekarang. Ya ya ya?” kata Adel memberitahu tujuan utamanya. “What? Baju? Haduh nih bocah. Denger ya, gue bukannya ga mau, tapi gue ga bisa. Tugas gue deadlinenya besok. Jadi gue harus selese hari ini juga. Ngerti?” jelas gue panjang lebar. “Ahh elah ga seru banget sih. Ya udah deh, semangat ya cintooooo. Takut ganggu deh. Bye.” Kata Adel mengerti. “Sori ya, emang deh lo sahabat terbaik hehe. Oke, bye.” Sahut gue. Telpon kami pun terputus sampe disitu.
“jika memang kau terlahir hanya untukku, bawalah hatiku dan lekas kembali. ku nikmati rindu yang datang membunuhku, untukmu seluruh nafas ini.” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)
Lagi – lagi lagu ini yang terputar di ipod gue. Mungkin karena memang lagu di playlist gue dikit, jadi lagu ini akan diputar terus menerus dalam waktu yang cukup singkat jaraknya. Gue memang lagi suka sama lagu ini, sudah hampir 3 minggu lagu ini ada diplaylist gue. Menurut gue makna lagu ini cukup dalam. Ketika seseorang yang pernah lo cintai dan lo harapkan bisa kembali ke lo lagi, itu cerita dari lagu ini. Lagu ini memiliki arti dan pengharapan sendiri buat gue.

***

“Ris ini yang nyari.” teriak Anton dari luar kelas. “Hah? Siapa ton? Suruh masuk aja!” kata gue sambil teriak. Mata kuliah ke2 baru saja selesai 5 menit yang lalu. Gue dan sahabat – sahabat gue lagi asik mengobrol dikelas sambil menunggu dosen selanjutnya. “Hei ris.” Sapa seseorang sambil menghampiri tempat duduk gue. “Rei!” kata gue terkejut. “el...lo ngaa...pa...in.. diii.. siniii?” tanya gue terbata – bata. “Gue kebetulan lagi ke Jakarta aja, trus inget sama lo, jadi ya pengen nengok aja ke sini.” jawab cowok menjelaskan itu sambil tersenyum. “lo tau dari mana kampus gue?” tanya gue mulai bisa menguasai diri kembali. “Kan lo pernah cerita ke gue airis.” jawab cowok itu masih dengan senyumnya. “Tapi kan nyari kelas gue susah, trus jadwal ngampus gue juga kan gak teratur. Kok lo bisa tau gue disini?” tanya gue penuh heran. “hehe kalo yang itu mah gampang, udah gak usah dipikirin.” jawab Rei. “ahemmmmm, kayaknya keberadaan kita mulai dilupaiin nih.” kata Nina tiba – tiba. “ Tau nih, Ris kenalin dong, siapa sih?” kata Adel menambahkan. “Oh iya gue lupa, Rei kenalin ini sahabat – sahabat gue, semuanya kenalin ini Rei, dia....” kata – kata gue terputus, gue bingung harus meneruskannya gimana, gue melirik Rei. “gue temen maennya Airis dulu” sambung Rei. “Temen maen apa temen maen? Kok si Airis sampe diem kaku gitu. Haha.” Goda Mita sambil melirik ke arah gue. Gue yang sadar akan kondisi yang memojokkan ini, berusaha untuk tidak menanggapinya.  “Udah ah udah, gue sama Rei keluar dulu ya bentar. Ntar kalo udah ada dosen sms gue, okeh?” kata gue sambil menarik Rei dan beranjak pergi. “Wooo Airis kabur. Okeh sipp bos.” Kata Adel diikuti oleh tawa Mita, Nina, Ajeng dan Gina.
Gue mengantar Rei ke kantin kampus gue. “Lo tunggu gue disini dulu ya, gue masih ada satu mata kuliah lagi, ga lama kok, soalnya dosennya minggu lalu bilang kalo hari ini cuma kuis dan langsung boleh pulang setelahnya.” kata gue panjang lebar ke Rei. “Hehe sip bos.” sahut Rei. Gue pun meninggalkan Rei dan bergegas kembali ke kelas gue.
Disepanjang perjalanan gue kekelas, tiba – tiba ingatan tentang lima taun lalu terlihat jelas. Semua kenangan – kenangan gue bersama Rei dapat gue rasakan kembali. Senang, sedih, tawa, canda, bahkan sakitnya kembali bisa gue rasain. 2 tahun gue menjalani hubungan dengan Rei. Dia yang mewarnai kehidupan gue selama 2 tahun itu. Keadaan pun mulai tak terkendali ketika gue memasuki dunia perkuliahan. Dia memilih untuk melepas gue dan pergi dari hidup gue. Pergi disaat gue memasuki dunia baru dan disaat gue bener – bener membutuhkan dia. Dia memilih untuk bersama orang lain, memilih untuk mewarnai hidup orang lain, bukan gue. Disaat itu gue bener - bener berada diposisi terbawah, di tingkat frustasi tertinggi, dan keputusasaan terbesar. Mengikhlaskan diri kita berada di keadaan yang bener – bener kita tidak ingin kan adalah hal yang sangat sulit. Dan saat itu gue harus melakukannya. Butuh waktu satu tahun lebih buat gue bener – bener bangkit dan kembali ke keadaan awal. Butuh dukungan orang – orang terdekat buat gue menyembuhkan luka terdalam yang gue alami. Butuh usaha besar buat gue melupakan Rei, melepaskan Rei sepenuhnya dan pergi dari hidupnya. Tapi kini makhluk adam itu muncul kembali ke hadapan gue dengan muka polosnya, dengan senyum manisnya dan dengan sapaan hangatnya.

“lihatlah luka ini yang sakitnya abadi, yang terbalut hangatnya bekas pelukmu, aku tak akan lupa, tak akan pernah bisa, tentang apa yang harus memisahkan kita.” (seluruh nafas ini – last child feat giselle)